Jumat, 27 Maret 2015

Pendidikan Seks Sejak Dini

Pagi tadi, saya mendapat kiriman video dari group WA. disitu tertulis ... "di belakang kantor tower"
ketika melihat gambarnya kiraan seorang perempuan sedang mencari sesuatu di pepohonan, akhirnya dengan rasa penasaran aku buka video tersebut,  dan Astagfirullah....Nauzubillahminzdalig!!!!smoga anak-anak kita  terhindar dari hal ini. Ternyata sepasang remaja sedang.....Padahal perempuannya pakai jilbab!!!

Saat itu, saya kepikiran ...orang tuanya tahu gak ya???
Aduh... pergaulan anak sekarang... NGERIII
Padahal kalau dipikir orang tuanya sudah menyekolahkan di sekolah yang .... anaknya pakai jilbab.

Lalu bagaimana dengan ibu-ibu seperti saya yang bekerja, meninggalkan anak-anak seharian???
Apa yang harus dilakukan??
Apakah harus Keluar kerja untuk menjaga anak-anak? padahal di satu sisi

Pertama-tama harus kita tanamkan iman dan akhlag kepada anak sejak dini, usahakan kita sendiri bunda/ayahnya yang melakukannya. bisa dengan bercerita atau contoh dari sikap sehari-hari kita, karena anak mencontoh apa yang dia lihat sehari-hari.
Dan ingat!  Jangan menggantungkan 100% kepada sekolah atau guru.

Jadi keingat hasil seminar /sharing  di kantor tentang "kekerasan Seksual dan Seks Dini"

Apa itu kekerasan seksual dan Seks Dini?
  • Kekersan Seksual : memaksa perbuatan seksual yang tidak diinginkan atau memaksa berhubungan seks dengan orang lain, melalui anacaman, intimidasi ataukekuatan fisik yang dilakukan oleh orang dewasa atau oleh anak yang lebih besar terhadap sesame dewasa, anak atau balita
  • Seks Dini : Perilaku atau kegiatan seksual yang dilakukan anak berupa ciuman, meraba-raba, mempermainkan kemaluan, oral seks, dan seks diusia yang dini 7 - 15 tahun.
Siapa Pelaku Kekerasan Seksual?
  • Anak-anak, Remaja, atau orang dewasa yang yang dekat dan dikenal atau tidak dikenal anak dengan cara membujuk atau mengancam.
  •  Laki-laki atau perempuan bisa jadi pelaku dan bias jadi korban

Dampak Kekerasa Seksual pada Anak dan Remaja:
  1. Sedih, merasa terabaikan, dikhianati, ditipu, tidak berdaya, sering tiba-tiba menangis
  2. Merasa tidak berharga, malu, merasa berbeda dengan anak lain, menarik diri, mengisolasi, depresi, anak terlalu waspada
  3. Psikosomatis (keringat berlebih saat tidur, mengamuk, aneh, susah makan, dll)
  4. Tidak kuat.... bias bunuh diri
  5. Sangat berpengaruh bila menikah dan punya anak
  6. cenderung menjadi pelaku terhadap orang lain.
Mengapa kekerasan Seksual dan Seks Dini bisa terjadi?
  1. Orang Tua kurang membekali anak dengan:
  •  Pengetahuan dan praktek agama
  • komunikasi yang benar, baik dan menyenangkan
  • kemampuan berfikir kritis dan membuat anak merasa berharga
  • pengetahuan & ketrampilan untuk menjaga diri
  • Bijak menggunakan teknologi
  • kemampuan memilih teman
  • persiapan menjelang balgh
  • perlu tdaknya pacaran
  • bagaimana menjaga diri tehadap segala kemungkinan ancaman dan bahaya pelecehan, perkosaan, dan pembunuhan

  1. Sekolah tidak menyiapkan anak dengan informasi mengenai hal ini melalui berbagai mata pelajaran seperti agama, biologi, teknologi Iformasi, dll
  2. Mudahnya akses kekerasan, pornografi, seks dan pembunuhan leat berbagai media
  3. Orang dewasa atau anak yang lebih besar dan berada disekitar anak kita telah terpengaruh oleh tontonan atau bacaan tentang kekerasan, pornografi,
  4. Pernah menyaksikan orang melakukan kekerasan fisik dan seksual serta  hubungan seksual

 APA yang Harus Kita Lakukan?
  1. Tinjau ulang pendidikan pengasuhan anak : tanamkan pemahaman agama sejak dini
  2. Lakukan komunikasi yang baik dan benar
  3. Untuk anak usia 0 - 5 Tahun:
         
                         a.            Ajarkan anak tubuhnya berharga:

Ajarkan pada anak bahwa diri dan tubuhnya adalah sesuatu yang berharga baginya, bagi kita dan bagi seluruh keluaraga,.     

Untuk itu ia harus menjaga dan memelihara dirinya dengan baik.                    

 Jadi mereka dengan mudah bisa diajarkan untuk merasa dan berani mengatakan "Ini badanku,punyaku".     

Katakan pada anak: "badan adek ini sangat penting, jadi tidak sembarangan orang boleh pegang atau elus-elus badan adëk ya"


                        b.            Mengajarkan Anak jenis-jenis sentuhan. 

Ada 3 jenis sentuhan:  1). sentuhan yang baik/boleh; 2) sentuhan yang membingungkan; 3) sentuhan yang buruk.

  1. Anak Usia 5 – 7 Tahun

                         a.          Kenalkan bedanya orang asing, kenalan, teman, sahabat, kerabat, muhrim.

·         Orang asing, adalah orang yang tidak kenal sama sekali. Misalnya: tidak boleh terlalu beramah tamah dengan mereka atau akrab dan langsung percaya.

·         Kenalan, adalah orang yang hanya kita kenal namanya, pekerjaannya, atau alamatnya.

Misalnya: tukang koran, tukang sayur, dll

Kita juga harus hati-hati karena tidak kenal dengan mereka secara dekat/mendalam.

·         Teman; kita tahu lebih banyak tentang dia bahkan sifat sifatnya. Kita boleh bergaul lebih baik dengannya dan mempercayainya pada batas tertentu.

·         Sahabat; lebih dari sekedar teman, kita sangat mempercayainya tetapi tetap dalam batas-batas tertentu, tidak semuanya kita percaya

·         Kerabat; adalah anggota keluarga dekat, ada hubungan darah atau perkawinan, yang kita kenal betul.

·         Muhrim; yaitu seseorang yang kita tidak boleh nikah dengannya, sejak dini kita harus diperkenalkan muhrim,

                        b.         Ajarkan anak untuk mempercayai perasannya

Anak bisa kita ajarkan atau latih untuk memperhatikan dan mempercayai berbagai macam perasaan yang dialaminya bila ia berhadapan dengan orang lain, apakah itu menyenangkan, membingungkan atau menakutkan.

                         c.         Belajar berkata TIDAK, Enggak Mau, atau Jangan Begitu

·         Ajarkan anak untuk mengatakan: jangan begitu, tidak, dan enggak mau pada orang dewasa atau anak yang lebih besar darinya, khususnya bila ia merasa perlu melindungi dan menjaga dirinya.

·         Bersikap tegas, judes dan bahkan berbohong diperlukan apabila anak merasa dirinya terancam.

                        d.         Yakinkan anak untuk bisa berbagi rahasia dengan kita

·         Meyakinkan anak bahwa kita sebagai orang tua adalah tempat dengan siapa anak bisa berbagi rahasia

                         e.         Biasakan anak untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluannya sejak dini

·         Keluarga dan sekolah harus punya budaya

·         Dimulai dari orang tua dan guru

·         Tidak pakai pakaian minim dan celana pendek

                         f.         Ajari anak untuk tertib saat tidur

·         Menutup pintu kamar

·         Tidak berpakaian minim

·         Pisah tidur dengan orang tua, saudara sekandung lawan jenis, jika saudara kandung sejenis boleh sekamar tapi tidak satu selimut.

·         Kalau tidak punya kamar lain, batasi dengan gordyn, sprei, atau kain apa saja

                        g.         Membiasakan tertib saat mandi

·         Bisa mandi sendiri

·         Bisa intinja sendiri

·         Tidak mandi dan istinja bersama dengan orang lain

·         Menutup tubuh bukan hanya dengan handuk ketika keluar dari kamar mandi, tidak mengganti baju anak di tempat yang terlihat orang lain

·         Orang tua tidak berganti pakaian di depan anak

  1. Untuk Anak Usia 7-10 tahun, ajari untuk:

·         Selektif memilih teman – Tanya latar belakang keluarga

·         Tidak menjawab telepon atau sms dari nomor tak dikenal

·         Tidak mudah percaya temannya teman

·         Betulkah perlu pacaran

·         Bagaimana bertahan

·         Jelaskan dampak buruk pacaran

·         Jelaskan bahas IMS

  1. Anak Usia 10 – 12 tahun, Ajari anak untuk bersosial media yang aman

·         Tidak mudah menerima pertemanan di facebook sebelum mencek identitas orang tersebut

·         Tidak memasang foto, alamat, email, no telepon, status tentang suasan hati yang negative

·         Waspadai temen jual teman

·         Waspadai pacar jual pacar

·         Yang di upload akan disitu 100 tahun

·         Jika ada orang yang ingin lebih dekat (kopi darat) ajari anak untuk menceritakan ke ortu

·         Ingatkan dampak buruk jika chatting berdua dengan memuji, merayu

·         Jika ada orang yang omong jorok, obrolan sex, ajari untuk bersikap tegas menolak dan memutus pertemanan

  1. Untuk anak usia 13 – 16 tahun

·         Tanya ulang kapan pertama kali melihat pornografi

·         Siapa yang memperkenalkan

·         Tanya apa yang dia rasakan

·         Apa yang dia lakukan setelah itu

·         Seberapa sering melihat pornografi

·         Kapan terakhir kali melihat pornografi

·         Punya pacar atau tidak

·         Berapa lama pacaran

·         Apa saja yang dilakukan saat pacaran

  1. Bentuk kerjasam dengan lingkungan

·         Kerjasama dengan pihak sekolah dn tetangga, untuk berhati-hati dan saling memperhatikan dan membantu anak masing-masing

·         Kerjasama dengan sewaan komik, warnet, games online dll

Setelah semua ikhtiar kita lakukan, selanjutnya adalah berdoa dan pasrah: smoga Allah melindungi anak dan keturunan kita dari bencana. 
dan hanya pada Allah SWT kita berserah diri atas keselamatan.

Berikut  video dari unicef , semoga bermanfaat.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar